Image description
Image captions

Demo penolakan kedatangan 500 Tenaga Kerja Asing (TKA) China berujung aksi sweeping yang dilakukan oleh puluhan mahasiswa gabungan di persimpangan jalan menuju arah Bandara Haluoleo, Desa Ambaipua, Kecamatan Ranomeeto, Kota Kendari, Sulawesi Tenggara (Sultra), Senin (22/6/2020).


Dalam aksi sweeping itu, mahasiswa mencegat sebuah mobil double kabin yang berisi tiga orang Warga Negara Asing (WNA). Ketiganya langsung disandera oleh massa dan dilakukan interogasi.

Ketiga WNA itu nyaris menjadi sasaran amukan massa yang tengah berkerumun di perempatan Bandara Haluolo. Namun aparat dari Polsek Ranomeeto langsung mengevakusi ketiganya untuk diamankan.


Ketua Himpunan Mahasiswa Indonesia (HMI) Cabang Kota Kendari, Sulkarnain  mengatakan, awalnya mereka unjuk rasa di gerbang perbatasan Ranomeeto kemudian lanjut melakukan  sweeping TKA di persimpangan jalan menuju Bandara Haluoleo.


”Teman-teman menahan sebuah mobil hilux hitam dan terdapat WNA di dalamnya. Dari ketiga itu satu bias bahasa Indonesia dan memiliki KTP Indonesia. Namun karena takut nanti jadi sasaran massa, sehingga kami berinisiatif meminta Polisi untuk membawa mereka di Polsek untuk diproses lanjut,” ujar Sulkarnain.


Sementara itu, Kapolsek Ranomeeto, IPTU Junaedi saat dikonfirmasi membebanrkan pihakya telah mengamankan tiga WNA yang dicegat oleh sekolompok mahasiswa saat melakukan aksi sweeping di persimpangan Bandara Haluoloe Kendari.


“Ada tiga yang di Polsek tadi kita amankan, namun sudah diserahkan oleh anggota saya ke Imigrasi sore tadi yang memiliki kewenangan terkait masalah WNA. Tiga-tiganya WNA, tetapi satunya sudah masuk kewarganegaraan Indonesia,” kata Junaedi dalam rekaman wawancaranya, Senin (22/6/2020).


Kepala Imigrasi Kendari, Hajar Aswad, mengaku pihaknya telah melakukan pengecekan terhadap tiga WNA yang diamankan di Polsek Ranometo. Ia menyebutkan pihaknya tidak dapat memproses jika WNA itu tidak bermasalah soal keimigrasian.


“Kita sudah dapat informasi, mereka mau berangkat katanya bukan baru tiba. Mereka WNA itu tidak bekerja di PT VDNI dan OSS, melainkan dari perusahaan lain. Mereka nanti akan kami periksa untuk lebih lanjut,” jelas Aswad.0