KRI dr Soeharso (SHS-990) berlabuh di Pelabuhan Tanjungwangi, Banyuwangi. Tak memiliki misi khusus, kapal rumah sakit ini baru saja sukses melakukan misi kemanusiaan dengan mengevakuasi kru kapal World Dream dan Diamond Princess.
Kedatangan SHS-990 ini sudah dalam keadaan steril usai digunakan mengevakuasi beberapa saat lalu. Kondisi setiap ruangan sudah dipastikan bebas dari ancaman penularan COVID-19 setelah melalui proses disinfektasi dan penyinaran sinar ultra violet light treatment.
"Terakhir kali kita telah melakukan misi kemanusiaan dengan menjemput WNI yang menjadi anak buah kapal World Dream di Sekat Durian Riau," kata Komandan kapal SHS-990, Letkol Laut (P) Agus Joko Sulistya kepada detikcom, Jumat (14/8/2020).
Kapal memiliki panjang 122 meter dengan lebar 22 meter dan tinggi anjungan 25,4 meter ini juga dilakukan karantina. Crew pun juga sama, melakukan karantina pasca melakukan evakuasi.
"Tentu karantina kita lakukan pasca evakuasi. Penyemprotan dan penyinaran sinar ultra violet light treatment dilakukan akan kapal ini bersih dari COVID-19," tambahnya.
Pantauan detikcom, kapal rumah sakit ini dilengkapi 7 poli kesehatan. Memiliki bobot isi 16.000 ton dan berat kosong 11.394 ton, kapal ini mampu menjelajah lautan dengan kecepatan kapal maksimum 12 knots serta kemampuan jelajah 11 knots selama 20 hari.
SHS-990 ini juga memiliki kapasitas angkutan material yang mampu memuat 14 unit kendaraan taktis, 5 unit hovercraft, 3 unit hellycopter tipe bell dan 22 unit tank. Ditambah, juga muat untuk mengangkut secara darurat 3.000 penumpang dan 582 awak kapal
Tak cukup di situ, SHS-990 ini adalah rumah sakit kapal yang menjadi tombak utama medis TNI-AL. layaknya rumah sakit besar, kapal ini memiliki fasilitas medis yang cukup lengkap. Seperti pelayanan umum dengan sepesialis poli gigi, bedah umum, ortopedi, penyakit dalam, jantung, paru-paru, kebidanan dan kandungan, poli anak, mata, THT, kulit, syaraf serta jiwa.
Meskipun SHS-990 ini adalah kapal rumah sakit, namun KRI ini juga memikili sejumlah persenjataan yang ampuh. Diantaranya seperti, meriam bofors SAK 40 mm L/70 1 pucuk, 2 pucuk meriam penangkis serangan udara (PSU) dan 2 buah senapan mesin 12,7 mm.
Sejarahnya, kapal ini dulunya merupakan kapal KRI Tanjung Dapele 972. Kemudian kapal tersebut di beri nama KRI dr Soeharso 990. Nama tersebut diambil dari nama dokter yang telah berjasa dalam kemerdekan Republik Indonesia.
Awalnya, kapal ini berjenis kapal bantu angkut personel di bawah jajaran organik satuan kapal amphibi Komando Armada Timur, hingga kapal ini kemudian dispesialisasi menjadi kapal bantu rumah sakit. Apabila ada kebencanaan besar, KRI dr Soeharso ini dipastikan tidak akan pernah absen untuk turun tangan.0 det