Salah satu tersangka tragedi Kanjuruhan, Suko Sutrisno mengaku tidak pernah menyuruh anak buahnya menutup sejumlah pintu Stadion Kanjuruhan, Malang pada Sabtu (1/10) malam.
Suko Sutrisno yang merupakan Security Officer Arema FC ditetapkan sebagai tersangka karena dianggap lalai terkait terkuncinya pintu keluar tribune di Stadion Kanjuruhan.
Dia menjelaskan bahwa saat pertandingan Arema FC vs Persebaya Surabaya terdapat delapan orang match steward yang berjaga di setiap pintu Stadion Kanjuruhan.
Suko memastikan tidak menyuruh delapan orang tersebut untuk menutup pintu stadion. Ia pun menegaskan bahwa pintu selalu dibuka saat laga dan tidak pernah ditutup hingga pertandingan bubar.
Bahkan pada saat laga tersebut pintu stadion sudah dibuka sejak pukul 16.00 WIB untuk menghindari antrean panjang Aremania.
"Tidak pernah menutup pintu sejak awal sampai akhir. Tanyakan ke pemegang (match steward) kunci pintu tidak pernah pintu dikunci. Bahkan, biasanya setelah pertandingan pintu tetap dibiarkan dibuka, yang kunci pegawai Dispora Kabupaten Malang (selaku UPT Kanjuruhan)," ujar Suko pada Senin (10/10/2022).
Tak hanya itu, dia pun mengungkap fakta mengejutkan bahwa pintu Stadion Kanjuruhan sempat dibuka dan ditutup dari dalam tribune.
Suko pun memastikan pintu stadion tidak ditutup dari luar tribune, apalagi dilakukan oleh pihaknya.
Untuk memastikan kejanggalan itu, Suko mengaku pasrah dan menggantungkan nasibnya kepada rekaman CCTV di stadion yang berjumlah 32 kamera.
"Kami setiap pintu ada delapan orang penjaga. Pintu itu buka dan tutupnya dari dalam. Nah ini kan dikunci dari luar. Jadi siapa yang mengunci? Silahkan lihat di CCTV di situ akan terlihat siapa yang mengunci," katanya.
Kendati demikian, Suko mengaku akan mematuhi proses hukum yang kini menjeratnya. Ia pun menegaskan bakal mengusut tuntas tragedi Kanjuruhan hingga dirinya menemui keadilan.
"Saya akan patuh dalam proses hukum ini. Tetapi saya ingin ada keadilan dan usut tuntas," ungkap dia.
Sumber: populis