Raksasa bisnis tekstil Indonesia, PT Sri Rejeki Isman (Sritex) mengalami pailit karena mempunyai utang sebesar Rp25 triliun.
Pabrik tekstil terbesar se-Asia Tenggara ini juga membukukan kerugian sebesar Rp421 miliar pada semester I tahun 2024.
Menanggapi hal ini, Partai Amanat Nasional (PAN) meminta agar semua pihak tidak saling menyalahkan atas bangkrutnya Sritex.
"Semua pihak agar mampu menahan diri. Tidak boleh saling menyalahkan. Apalagi menuduh satu pihak atau satu aturan tertentu yang menyebabkan Sritex pailit," kata Ketua DPP PAN Saleh Partaonan Daulay, Jumat, 1 November 2024.
Saleh mengatakan, sebagai perusahaan tekstil terbesar di Asia Tenggara, tentu tidak mudah untuk dipailitkan begitu saja.
"Yang perlu dicari adalah dukungan dan solusi dari seluruh pihak. Jangan saling menyalahkan. Hindari narasi yang membuat pihak lain tersinggung," kata Saleh.
Saleh turut mengapresiasi arahan Presiden Prabowo Subianto untuk menyelamatkan Sritex.
"Pasalnya Sritex adalah industri tekstil padat karya. Mampu merekrut dan mempekerjakan banyak tenaga kerja," kata Saleh.
"Kalau Sritex tidak diselamatkan, dipastikan akan ada dampak ekonomi di tengah masyarakat," tutupnya.