Image description
Image captions

Kasus penganiayaan pegawai toko roti Lindayes di Jakarta Timur (Jaktim) kian menarik perhatian publik.

Seperti diketahui, anak bos toko roti Lindayes George Sugama Halim telah melakukan tindak kejahatan.

 

Yang mana, dirinya disebut menjadi pelaku penganiayaan terhadap salah seorang pegawainya Dwi Ayu Darmawati (19).

Usut punya usut, George Sugama Halim yang menjadi pelaku kekerasan ini ternyata disinyalir memiliki gangguan mental.

Sebagaimana dikutip Pojoksatu.id dari akun media sosial platform Instagram pribadi milik toko roti Lindayes @lindayespatisserieandcoffee.

Dalam unggahannya, George dikonfirmasi memiliki keterbatasan emosional yang membuatnya berujung melakukan tindak kekerasan.

"Beliau merupakan anak pemilik (toko) namun memiliki keterbelakangan kecerdasan IQ dan EQ yang sudah pernah di tes,” jelasnya.

Tidak hanya itu, pihak Lindayes juga mengungkapkan bahwa korban penganiayaan George bukan hanya pegawainya.

Melainkan, kerabat hingga keluarga anak bos toko roti Lindayes ini juga mengalami hal serupa dengan pegawai tersebut.

“Dan memang bahkan bukan hanya terjadi kepada saudari (Dwi) melainkan terjadi juga kepada pemilik dan saudaranya,” lanjutnya.

Tidak heran, kasus mengenaskan ini membuat pihak Lindayes memberiokan klarifikasi dan permintaan maaf.

Terlebih, pemohonan maaf itu disampaikan kepada pegawainya yang mengalami tindak penganiayaan hingga babak belur.

"Lindayes disini meminta maaf sebesar-besarnya, atas kejadian yang telah menimpa saudari (Dwi),” jelasnya.

Seperti diketahui, kasus ini beredar di media sosial lantaran aksi penganiayaan George terekam jelas dalam sebuah video.

Yang mana, dirinya tega menganiaya pegawai toko roti tersebut menggunakan sebuah kursi besar hingga korban mengalami luka.

Usut punya usut, kejadian ternyata bermula pada Kamis (17/10/2024) silam saat korban tengah bekerja di toko roti milik keluarga George.

Namun, dirinya justru mendapat perlakuan tidak mengenakkan dari anak bosnya saat bekerja sebagai kasir.

Kejadian bermula ketika George meminta korban untuk mengantarkan sebuah makan yang dipesan melalui online ke kamar pribadinya.

Korban yang mengetahui hal itu sontak menolak permintaan George lantaran takut terjadi peristiwa yang tidak diinginkan.

Sebab, korban sebelumnya sempat mendapat perlakuan tidak mengenakkan berupa makian dari anak bosnya.

Terlebih, dirinya menyebutkan bahwa permintaan George itu bukan menjadi kewajibannya sebagai pegawai di toko roti.

Hal ini dikonfirmasi langsung oleh korban melalui obrolan online yang telah beredar luas di media sosial.

“Si pelaku tetap minta saya yang nganterin makanannya ke dalam kamar pribadinya, tidak mau yang lain harus saya,” jelas korban.

*Saya tolak, karena saya takut, sakit hati juga pernah dikatain miskin dan babu, dan ini tuh diluar dari pekerjaan saya” lanjutnya.

Alhasil, George yang tidak terima dengan penolakan pegwai orang tuanya ini sontak melakukan penganiayaan.

Dalam pengakuan korban, dirinya dilempar menggunakan barang di dalam toko roti Lindayes oleh anak bosnya.

“Akhirnya karena saya tolak berkali-kali dia marah dan melempar saya pakai patung batu, kursi, meja hingga berkali-kali,” jelas korban.