Anak-anak yang orang tuanya menjadi korban penggusuran di Jalan Agung Perkasa VIII, Sunter Jaya, Tanjung Priok, Jakarta Utara, masih belum bisa kembali ke sekolah. Sebab, para orang tua mereka mengaku seragam anak-anaknya tercecer entah di mana.
"Tidak ada seragam, hilang tercecer ke mana," kata Rusam yang anaknya Malika terpaksa tidak bersekolah di lokasi, Minggu (17/11).
Malika yang masih duduk di bangku kelas empat SD itu terpaksa belum bisa kembali ke sekolah lantaran perlengkapan belajarnya hilang. Padahal dalam waktu dekat dia dan kawan-kawannya akan memulai ujian semester.
"Tinggal 9 Desember nanti ujian," kata Malika.
Hal yang sama juga dialami Subhan. Temen sekelas Malika ini mengaku belum bisa bersekolah karena orang tuanya menjadi korban penggusuran. Selain Subhan masih banyak anak-anak lain yang terpaksa tidak bersekolah lantaran tempat tinggal orang tua mereka diratakan dengan tanah oleh Satpol PP dari Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Mereka rata-rata bersekolah di MI Al Jihad yang jaraknya cukup jauh dari tempat tinggal mereka. "Banyak yang (masih) belum bersekolah," kata Subhan.1 dari 1 halaman
Masih Bertahan
Sampai saat ini para korban penggusuran masih bertahan di lokasi. Mereka merasa diperlakukan layaknya binatang.
Subhan dan anak-anak lainnya terpaksa tinggal di sebuah tenda yang dibuat ala kadarnya. Saat Liputan6.com mencoba masuk ke dalam tenda yang beratapkan seng dan kayu ini udara di dalam tenda begitu pengap dan panas.
Tempat tinggal yang jauh dari kata layak. Andaikata hujan turun, maka penghuni di dalamnya pun dipastikan akan kehujanan. Melihat atap seng dan kayu yang banyak terlihat berlubang.0 mdk