korankota.com, Sejumlah mahasiswi di kawasan Amerika Serikat yang mencoba melawan Islamophobia dengan menggelar acara hijab. Salah satunya mengenakan jilbab selama satu hari saat pergi ke kampus.
Acara tersebut digelar di depan Union, Universitas Michigan, selama kurang lebih dua jam dari pukul 11.00 sampai 13.00. Mahasiswi Universitas Michigan yang tergabung dalam komunitas The Muslim Student Association mengajak mahasiswi lain untuk mengenakan jilbab.
Tidak hanya berupa ajakan berhijab selama satu hari tapi juga menawarkan untuk mahasiswi yang ingin mencoba tangannya dilukis menggunakan henna. Ada pula sesi photobooth ketika mencoba mengenakan jilbab yang disediakan oleh panitia.
Dilansir dari The DM Online, panitia acara menyebutkan bahwa banyak mahasiswi yang tertarik datang mendekati mereka serta bertanya tentang Islam dan penggunaan jilbab. Salah satunya mahasiswi jurusan Ilmu Bahasa Universitas Michighan, Amy Buchheit.
"Ada banyak stigma buruk yang dilayangkan kepada masyarakat muslim terutama wanita berhijab karena mereka memakai penutup kepala. Jadi aku turut senang dengan adanya acara seperti ini mungkin bisa membantu mereka (wanita muslim) agar tidak menjadi sasaran Islamophobia," ujar Amy.
Amy yang tidak pernah mengenakan jilbab sebelumnya tentu tak mengerti bagaimana cara memakainya. Ia pun dibantu teman-teman panitia acara tersebut untuk bisa mengenakan jilbab secara penuh. Ketika mengenakan jilbab pertamakali, Amy merasa takjub.
"Meskipun aku berasal dari kota kecil di Iowa, ada juga beberapa wanita muslim di sana. Aku jadi sering bertanya-tanya seperti apa rasanya mengenakan jilbab. Aku bukanlah sosok yang religius jadi aku tak memakai simbol apa pun, tapi dengan mengirimkan pesan positif ke orang lain seperti kali ini aku pikir itu cukup keren," tambahnya.
Acara coba memakai hijab di kampus selama satu hari itu mendapatkan respon yang baik dari para mahasiswa. Mereka sangat menghargai perbedaan budaya dan agama. Dosen penasihat dari Universitas Michigan, Hunain Alkhateb, menceritakan bahwa ia selalu merasa dihargai ketika mengajar mengenakan jilbab. Penerapan hijab juga memberikan 'batas' antara dia dan lawan jenis sehingga ia merasa dihormati.
"Ketika aku berurusan dengan murid-muridku, mereka akan bertanya lebih dahulu 'Oke, apa saya boleh memeluk Anda?'. Biasanya jika dengan orang lain dan saat mereka merasa senang, mereka akan langsung melompat atau memeluk orang di sebelahnya. Aku suka dengan batas-batas tersebut," ujar Hunain.