Wakil Presiden Jusuf Kalla turut angkat suara mengenai meruginya PT Krakatau Steel Tbk. Salah satu faktor lunglainya perusahaan baja nasional itu adalah, karena kalah bersaing dengan produk dari China.
"Bayangkan, Indonesia bikin baja harganya 600 dolar. Tetapi, China bikin 400. Kalau dibikin 500, dia untung 100, kita rugi 100," kata JK di di Hotel Aryaduta, Jakarta, Kamis 11 Juli 2019.
Wapres juga menyinggung mengenai Krakatau Steel yang masih menggunakan teknologi lama. Sehingga, kalah dengan teknologi yang baru yang lebih efisien untuk industri.
"Jadi ini persoalannya kita, inilah namanya revolusi industri, ini revolusi efisiensi," ujar JK.
JK yang juga dikenal sebagai pengusaha, mengaku bahwa hal ini menjadi dilema di Indonesia yang juga ingin industrinya efisien. Kemudian, JK mencontohkan pabrik semen yang juga kalah bersaing.
"Pabrik semen kita mengalami saingan dengan pabrik semen China di Indonesia. Karena, kita bikin semen per sak katakanlah 40 ribu, pabrik China bisa bikin 30 ribu," kata JK.
Diketahui, Krakatau Steel saat ini sedang melakukan program restrukturisasi, agar kinerjanya dapat kembali sehat dan berdaya saing. Restrukturisasi perusahaan yang dijalankan meliputi restrukturisasi utang, restrukturisasi bisnis, dan restrukturisasi organisasi.
Restrukturisasi perusahaan ini dilakukan bertujuan, agar Krakatau Steel lebih efisien dan kompetitif di tengah persaingan industri baja global yang sangat kompetitif. 0 vv