-
Satgas Penanganan COVID-19 menegaskan Pemprov DKI tak pernah mengizinkan kerumunan acara Maulid Nabi yang dihadiri Habib Rizieq Syihab. Satgas mengatakan Pemprov DKI sudah menyampaikan surat agar pihak panitia disiplin menerapkan protokol kesehatan.
"Baik saya jawab, pemerintah provinsi DKI tidak pernah mengizinkan. Tolong diperhatikan. Jadi saya ulangi pemerintah DKI tidak pernah mengizinkan. Gubernur DKI Melalui Wali Kota Jakarta Pusat telah membuat surat, nanti suratnya bisa dilihat kepada tim Satgas kami peroleh dari pemerintah DKI. Jadi sekalgi lagi supaya tidak terjadi kekeliruan dalam pemberitaan bahwa pemerintah DKI dari awal tidak memberikan izin," kata Ketua Satgas Penanganan COVID-19, Doni Monardo, dalam konferensi pers yang disiarkan akun YouTube BNPB, Minggu (15/10/2020).
Menurut Doni, pemerintah pada prinsipnya tidak melarang kegiatan Maulid Nabi. Yang dilarang, kata Doni, adalah kerumunan massa.
"Kalau acaranya ya tetap silakan, ya nggak boleh itu rame-rame, tapi kalau acaranya dengan mematuhi protokol kesehatan silakan saja. Kira-kira gitu," ujar Doni.
"Sesuai protokol kesehatan, ya nggak boleh itu mengumpulkan orang banyak-banyak itu nggak boleh, sehingga tidak bisa jaga jarak, sehingga tidak bisa menghindari kerumunan, tapi kalau acaranya itu tidak dilarang, yang dilarang itu kerumunan itu, rame-ramenya," sambung dia.
Doni mengajak semua pihak untuk meningkatkan kesadaran dalam menghadapi pandemi COVID-19. Dia menegaskan virus bisa menular di mana saja dan kapan saja.
"Kita sekali lagi mengajak kepada semua pihak betul-betul ada kesadaran jangan karena dipaksa, jangan karena mungkin ada sanksi baru patuh, tidak boleh. Menghadapi COVID ini kesadaran kita harus total. Saya ulangi lagi kesadaran kita harus total, tanpa pamrih, karena covid menyerang ktia tidak dalam jam kerja tidak hari libur kapan saja," ujar dia.
Kepala BNPB itu menuturkan para dokter sudah mulai menangani pasien sejak April, bahkan tim lain sudah bekerja sejak akhir Januari saat WNI pulang dari Wuhan. Karena itu dia meminta semua pihak menghargai kerja keras tim dalam menangani COVID-19.
"Sampai hari ini nyaris tidak ada waktu istirahat, jadi tolong jerih payah kami selama 9 bulan terakhir tolong dihargai. Karena kita semua butuh waktu untuk bertemu keluarga tetapi karena kasus semakin hari semakin banyak tidak mungkin kami mementingkan keluarga dibandingkan kepentingan masyarakat, kami harus bekerja mendahulukan kepentingan masyarakat dibandingkan kepentingan pribadi," ujar dia.
Doni mengajak seluruh masyarakat Indonesia saling mengingatkan jika ada salah satu anggota keluarga yang hendak menghadiri acara kerumunan. Menurut Doni, kesadaran masyarakat memakai masker sudah meningkat tetapi kesadaran masyarakat menghindari kerumunan masih jauh dari target.
"Oleh karenanya seluruh pihak di manapun berada untuk tidak menyelenggarakan acara-acara yang dapat timbulkan kerumunan karena potensi penularan COVID pasti akan semakin tinggi, dan ini akan menyulitkan kita semua. Kita bersyukur bangsa kita masih bisa dalam proses pengendalian cukup baik dibandingkan sejumlah negara," jelasnya