Image description
Image captions

 Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menjadi salah satu pihak yang merasakan dampak banjir akhir-akhir ini. Kediamannya ikut terkena banjir sehingga dia harus mengungsi pada pagi-pagi buta.

Hal ini disampaikan Hasto sebelum memulai acara Program Gerakan Penghijauan dan Bersih-bersih Daerah Aliran Sungai (DAS), Cinta Ciliwung Bersih gelombang kedua di Waduk Cincin, Jakarta Utara, Minggu, (21/2).

"Kemarin malam, begitu ada alarm banjir jam 02.30, Sabtu dini hari, saya terpaksa langsung mengungsi. Saya menyetir mobil sendiri ke kantor di Menteng, karena mau mempersiapkan agenda-agenda gerakan penghijauan dan pembersihan sungai," papar Hasto yang tinggal di Villa Taman Kartini, Bekasi, Jawa Barat.

Hasto mengaku rumahnya memang beberapa kali terendam banjir. Dia pun memahami kondisi masyarakat luas yang rumahnya mengalami kebanjiran.

“Selain lumpur di mana-mana, barang rusak, yang paling membuat khawatir adalah ular sering terbawa. Selain itu, kecoa ada di mana-mana. Tempat menjadi terasa kumuh dan tentu saja ancaman penyakit," ucap Hasto.

Pada tahun lalu, Hasto menyatakan mobilnya terendam banjir. Saat itu, dia sedang naik gunung di Bali.

 

"Pokoknya kerugian banyak. Jadi saya bisa merasakan betapa susahnya warga Jakarta yang sering terdampak banjir. Untuk itu, kalau saya mengritik Pak Anies Baswedan, itu karena itu bagian tanggung jawab pemimpin guna mengatasi banjir. Buktinya Pak Basuki Tjahaja Purnama, Menteri PU pun sampai marah-marah karena betapa sulitnya bekerja sama dengan pemimpin DKI tersebut,” lanjut Hasto.

Atas kondisi banjir yang berulang itu, Hasto mengaku tahun lalu dirinya pernah mewacanakan untuk pindah rumah saat berbicara dengan pengurus RT/RW setempat.

"Tetapi mereka tak ingin saya pindah. 'Tetap di sini saja pak, meskipun setiap tahun kita mengalami tradisi banjir'," ujar Hasto.

 

Kepada Hasto, mereka menjelaskan dalam rangka mengantisipasi banjir di kawasan perumahan itu sudah disampaikan usulan kepada Pemda Kota Bekasi agar mendapat perhatian. Termasuk memberikan kajian tentang apa saja langkah-langkah yang harus diambil.

"Sudah ada musyawarah RT/RW bagaimana mengatasi banjir di perumahan dan sudah diusulkan kepada Pemda. Tetapi belum masuk prioritas, jadi kami harus sabar menunggu. Masih dalam daftar antrean untuk ditangani. Meskipun sudah tiga tahun berturut-turut kena banjir," katanya.

Tahun ini, meskipun kembali terkena banjir, Hasto mengikuti permintaan para pengurus RT/RW-nya dan memilih tetap menjadi warga Bekasi.

"Jadi masih tetap memilih sebagai warga Bekasi. Rakyat banjir, saya ikut kebanjiran," kata Hasto.