Presiden Palestina Mahmoud Abbas menegaskan bahwa pihaknya siap melakukan apapun untuk membela rakyat.
Abbas mengatakan ia tengah berupaya untuk menghentikan pasukan dan pemukim Israel merusak Yerusalem maupun wilayah Palestina yang lain.
Hal itu disampaikan Abbas pada awal pertemuan dengan para pejabat di markas besar kepresidenan di Ramallah pada Rabu (12/5).
"Agresi terus menerus dari pasukan pendudukan terhadap rakyat kami di mana-mana, termasuk agresi di Jalur Gaza, melampaui semua batas, membuang semua norma dan konvensi internasional," kata Abbas, seperti dikutip Arab News.
“Ini menempatkan kami di depan pilihan yang sangat sulit yang dikenakan oleh tugas nasional dalam membela kesucian kami, hak-hak kami dan rakyat kami,” tambahnya.
Abbas menegaskan, Israel telah melakukan kejahatan perang dan pembersihan etnis, yaitu menghilangkan etnis Arab Islam di Yerusalem.
"Yerusalem adalah garis merah, itu adalah jantung dan jiwa Palestina dan ibu kota abadi, dan tidak ada perdamaian, keamanan, atau stabilitas kecuali dengan pembebasan penuhnya," tekannya.
Lebih lanjut, ia menuntut Amerika Serikat (AS) dan Israel mengakhiri pendudukan di Palestina, dan Palestina tidak akan pernah meninggalkan tanah air mereka.
Pada Kamis (13/5), Abbas sendiri melakukan panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken terkait perkembangan konflik Israel dan Palestina.
Blinken mengatakan, ia menyampaikan belasungkawa atas banyaknya korban yang berjatuhan karena serangan Israel di Jalur Gaza.
"Sekretaris juga mengungkap keyakinannya bahwa Palestina dan Israel layak menerima kebebasan, keamanan, dan kemakmuran yang setara," tambahnya.
Sebelum melakukan panggilan telepon dengan Abbas, Blinken juga berbicara dnegan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu