Image description
Image captions

Dewan Keamanan PBB akan menggelar pertemuan darurat pada Selasa (19/4). Dalam pertemuan itu akan dibahas soal serangan Israel di kompleks Masjid al-Aqsa, Yerusalem Timur.

 

 

China, Prancis, Uni Emirat Arab (UEA), Norwegia,dan Irlandia menyerukan pertemuan tersebut. Pembicaraan itu akan diadakan secara tertutup. Utusan Israel dan Palestina juga tidak akan diundang.

 

Para diplomat menambahkan, mereka belum memiliki rancangan resolusi. Mereka juga tidak mengantisipasi usulan rancangan. 

 

Namun pertemuan itu dimaksudkan untuk memberi tahu negara anggota perihal situasi teranyar. Utusan PBB untuk Perdamaian Timur Tengah, Tor Wennesland, akan memaparkan hal tersebut.

 

"Saya menyerukan kepada para pemimpin politik, agama, dan masyarakat di semua sisi untuk membantu menenangkan situasi, menghindari penyebaran retorika yang menghasut dan menentang mereka yang berusaha memanaskan situasi," kata Wennesland, dikutip dari The Times of Israel.

 

 

"Membiarkan ketegangan meningkat lebih lanjut hanya berisiko memicu eskalasi lain," tegas Wennesland.

 

Kompleks Masjid Al-Aqsa adalah situs suci bagi tiga agama samawi, termasuk Islam dan Yahudi. Pemeluk Yahudi mengenal kompleks itu sebagai Bukit Bait Suci atau Temple Mount.

 

Tindakan Israel di kompleks Al-Aqsa memicu kecaman internasional. Para pemimpin negara Arab lantas mendiskusikan upaya regional dan internasional untuk menghentikan eskalasi militer.

 

Yordania, UEA, Mesir dan sejumlah negara lain telah mengadakan pembicaraan. Mereka melangsungkan komunikasi itu dengan Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres dan presiden Dewan Eropa Charles Michel.

 

"UEA mengutuk keras hari ini penyerbuan pasukan Israel ke Masjid Al-Aqsa, yang mengakibatkan cederanya sejumlah warga sipil," jelas Kementerian Luar Negeri UEA.

 

Polisi Tel Aviv dikabarkan memasuki masjid saat kerusuhan terjadi. Mereka menangkap ratusan pengunjuk rasa asal Palestina.

 

Para petugas tak sungkan melemparkan gas air mata dan menembakkan peluru baja berlapis karet. Saksi mata melaporkan, pasukan Israel juga memukuli demonstran dengan tongkat polisi.

 

Para pejabat telah memperingatkan tentang potensi kekerasan pada pertengahan April. Sebab perayaan Paskah Kristen, Ramadhan dan Paskah Yahudi bertabrakan.

 

Ketegangan akhirnya meningkat dalam beberapa pekan terakhir menjelang bentrokan. Rentetan serangan teror mematikan melanda Israel pada akhir Maret dan awal April. Serangan-serangan tersebut turut memicu tindakan keras militer Israel di Tepi Barat.

 

Pasukan keamanan Tel Aviv memasuki siaga tinggi sejak saat itu. Konfrontasi di kompleks Al-Aqsa pun menimbulkan risiko kembalinya konflik meluas serupa perang Gaza pada 2021.

 

Tahun lalu, bentrokan antara warga Palestina dan polisi Israel bergulir selama bulan puasa. Perang selama 11 hari itu menewaskan lebih dari 250 warga Palestina di Gaza dan 13 orang di Israel.

 

Sumber: kumparan