Kepala Staf Angkatan Udara (Kasau) Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, S.E., M.P.P., CSFA., mengungkapkan, kebangkitan masa depan keantariksaan nasional, dapat diawali dengan munculnya kesadaran nasional akan pentingnya menaruh perhatian terhadap ruang angkasa sebagai bagian kepentingan nasional. Kesadaran tersebut guna menyikapi dan mengantisipasi tantangan tugas masa depan yang berada di domain luar angkasa.
Ungkapan tersebut disampaikan Kasau saat tampil sebagai keynote speech, sekaligus membuka seminar keantariksaan di gedung Ardhyaloka, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Rabu (31/8/2022)
Kasau mengatakan, secara nasional, bangsa Indonesia memiliki kesadaran akan arti penting domain antariksa, seperti yang diperingati setiap tanggal 6 Agustus, yaitu Hari Keantariksaan Nasional melalui Undang-Undang Keantariksaan Indonesia Nomor 21 tahun 2013.
“Sesuai amanat Undang-Undang, kita harus mampu mewujudkan tujuan Penyelenggaraan Keantariksaan yang dapat menjadi komponen pendukung pertahanan dan integritas Negara Kesatuan Republik Indonesia,” kata Kasau.
Kasau berharap, melalui seminar ini dapat mengambil wawasan berharga dan membuka cakrawala pandang dalam upaya bersama membangun visi pertahanan antariksa nasional. Kasau mengajak para pemangku kepentingan, para akademisi, para pengamat dan pecinta kedirgantaraan, dan juga para prajurit TNI AU untuk memperluas cakrawala pandang pentingnya domain ruang angkasa.
Seminar yang mengangkat tema pemanfaatan ruang angkasa dalam rangka keamanan nasional, diselenggarakan oleh TNI AU, bersama National Air and Space Power Center of Indonesia (NASPCI) dan PT. Napindo. Seminar merupakan rangkaian Space Summit yang akan dilaksanakan pada tanggal 4 November 2022 bersamaan dengan pelaksanaan Indo Aerospace 2022.
Seminar dibagi dalam 3 sesi, sesi pertama tentang “The use of space – an over view”, yang membahas bagaimana membangun pemahaman serta wawasan secara global tentang pemanfaatan ruang angkasa untuk keamanan nasional.
Sesi kedua tentang “Threats and opportunities in the use of space,” membahas ancaman dan peluang dari ruang angkasa dari berbagai aspek.
Sedangkan sesi ketiga adalah “The imolementatiin of the use of space in Indonesia”, membahas implementasi pemanfaatan ruang angkasa yang dapat dilakukan di Indonesia, yang dimulai dari sisi regulasi, gagasan pengembangan serta pemanfaatan teknologi.
Pembicara dalam seminar keantariksaan ini antara lain dari pakar keantariksaan/akademisi, TNI AU, BRIN, dan pelaku keantariksaan yaitu US Space Command.
Para pembicara antara lain Kepala Staf Angkatan Udara ke-14, Marsekal TNI (Purn) Chappy Hakim, selaku Guest of Honor Speaker, Guru Besar Universitas Pertahanan Republik Indonesia Prof. Drs. Anak Agung Banju Perwita, M.A., Ph.D., Kepala Organisasi Riset Penerbangan dan Antariksa BRIN Dr. Robertus Heru Triharjanto, Dosen Hukum Universitas Katolik Atma Jaya Prof. Dr. Ida Bagus Rahmadi Supancana, S.H., M.H, Pakar Aerospace Engineering Dr. Edi Sofyan, B.Eng.,M.Eng., serta Kadissurpotrudau Marsma TNI Asril Samani, S.IP.,M.Si.
Selain itu juga ada Brigadier General Jesse M. Morehouse, from the United States Space Command, dan Mr. Amartya De, from Frost & Sullivan Consulting and Research Firm.
Turut hadir Wakasau Marsdya TNI A. Gustaf Brugman., M.Si (Han), Aspotdirga Kasau Marsda TNI Bowo Budiarto, S.E., CHRMP, Ketua Umum NASPCI Marsma TNI Penny Radjendra, S.T., M.Sc., M., Sc, dan sejumlah pejabat dari Kementerian dan Lembaga Non-Kementerian, para Rektor Perguruan Tinggi, para pimpinan BUMN, serta para Direktur Utama Industri Pertahanan Dalam Negeri.
Seminar dipandu oleh tiga moderator yaitu Currie Maharani., Ph.D, Kolonel Tek Jon K. Ginting, MMgtStud, qtc., CPPM., MAIPM dan Kolonel (Purn) Dr. Supri Abu, S.H., M.H.
Peserta seminar berasal dari Kementrian dan Lembaga Negara Republik Indonesia, TNI AU, Kedutaan Luar Negeri di Indonesia, Asosiasi dan Industri terkait ruang angkasa di Indonesia, Para Peneliti, Media dan Universitas.