Militer Israel melakukan serangan udara ke pusat kota Beirut, Lebanon, Rabu (2/10/2024) malam waktu setempat.
Otoritas Lebanon melaporkan, serangan ke Bashoura, distrik padat penduduk, menewaskan sembilan orang dan menimbulkan 14 korban luka.
Israel mengincar sebuah gedung di Beirut yang terkait lembaga terafiliasi Hizbullah, Badan Kesehatan Islam Lebanon.
Sementara itu, Kepala Pusat Penerangan (Kapuspen) TNI Mayjen TNI Hariyanto menegaskan, pasukan TNI yang bertugas di Lebanon dalam keadaan baik dan tidak ada yang terluka pasca serangan Israel.
Pernyataan ini disampaikan saat jumpa pers di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Kamis (3/10/2024).
Sampai sekarang aman (tak ada yang terluka)," ungkap Kapuspen ketika ditanya oleh awak media mengenai kondisi prajurit TNI di Lebanon.
Ia menambahkan, pasukan TNI masih melanjutkan tugas mereka sebagai pasukan perdamaian. Hariyanto juga menginformasikan bahwa Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto telah menyampaikan hal yang sama.
Meskipun demikian, ia menekankan bahwa TNI siap menarik pasukan jika situasi di Lebanon semakin memburuk.
"Kita juga yang berada di homebase siap untuk menjemput atau mengawal apabila terjadi suatu hal di sana. Tapi itu pun harus seizin Menteri Luar Negeri dan Commander UNIFIL yang ada di sana. Ini harus secara bertahap," jelasnya. "Tetapi yakinlah penugasan di sana sampai dengan sekarang, masih dilaksanakan seperti biasa," tambah dia
Sebelumnya, militer Israel mengumumkan pada Rabu (2/10/2024) bahwa unit-unit infanteri dan lapis baja reguler telah bergabung dengan operasi darat di Lebanon. Langkah ini diambil untuk meningkatkan tekanan terhadap Hizbullah, sambil bersiap untuk membalas serangan rudal dari Iran.
Israel juga telah meningkatkan kehadirannya di Lebanon selatan setelah terlibat dalam konflik dengan Hizbullah, setelah sebelumnya memerangi Hamas di Gaza. Dalam konteks ini, Kementerian Luar Negeri RI telah menggelar rapat koordinasi dengan TNI pada Kamis (26/9/2024) untuk membahas perlindungan warga negara Indonesia (WNI) di Lebanon.
Direktur Perlindungan WNI Kementerian Luar Negeri RI, Judha Nugraha, menyatakan bahwa TNI dan pasukan perdamaian PBB siap memberikan dukungan evakuasi jika situasi semakin memanas.
"Jika keadaan semakin tereskalasi, pasukan TNI di UNIFIL siap memberikan dukungan proses evakuasi WNI di Lebanon, dengan tetap berkoordinasi melalui Force Commander UNIFIL," ujar Judha dalam pesan singkatnya, Kamis.
Sampai di Suriah
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengonfirmasi bahwa evakuasi warga negara Indonesia (WNI) di Lebanon dilakukan melalui jalur darat.
"Jadi yang dievakuasi kali ini adalah melalui darat dan tadi pagi saya sudah mendapatkan laporan bahwa mereka sudah sampai melalui Suriah, Damaskus dengan selamat, untuk kemudian kembali ke Indonesia," ucap Retno saat ditemui di Hotel Sahid Jaya, Jakarta Pusat, Kamis (3/10/2024).
Retno melaporkan, jumlah WNI yang berhasil dievakuasi berkisar antara 20 hingga 25 orang. Namun, ia belum dapat memastikan para WNI tersebut akan tiba di Indonesia. Kepastian ini, katanya, tak bisa diperhitungkan karena ada beberapa negara di wilayah Timur Tengah yang memberlakukan buka-tutup untuk perbatasan mereka.
"Jadi kita akan lihat, pokoknya kesempatan terakhir penerbangan dapat dilakukan tentunya akan kita lakukan (evakuasi), lebih cepat lebih baik," katanya.
Ia juga menyebutkan bahwa situasi di lapangan saat ini sangat dinamis, dengan ruang udara yang sering mengalami buka-tutup akibat memanasnya konflik antara Israel dan faksi Hizbullah di Lebanon.
Beberapa hari yang lalu, ruang udara di atas Jordania juga ditutup karena meningkatnya ketegangan dalam konflik tersebut.
Pangkalan Udara Israel Porak-poranda Dihantam Rudal Balistik Iran
Pasukan militer Iran meluncurkan puluhan rudal ke wilayah Tel Aviv, Israel.
Iron dome Israel disebut kewalahan menghadang serangan rudal Iran ini.
Sebelumnya Iran meluncurkan sejumlah serangan rudal dari berbagai lokasi di seluruh negeri, termasuk Tabriz, Kashan, dan pinggiran Teheran, Selasa larut malam waktu setempat.
Media sosial dibanjiri dengan video yang menangkap adegan dramatis tembakan roket yang menerangi cakrawala Iran.
Cahaya jingga dari rudal yang melesat terlihat di langit malam Israel.
Sirene serangan udara juga berbunyi dan membuat penduduk berlarian ke tempat perlindungan bom.
Serangan itudisebut sebagai serangan rudal balistik terbesar dalam sejarah.
Dalam serangan itu Iran menggunakan sejumlah rudalnya yang paling kuat guna menggempur Israel.
Menurut Iran, serangan itu adalah balasan atas serangan Israel yang menewaskan Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh dan Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah.
Saat serangan terjadi, sirene meraung di seluruh Israel. Iran dilaporkan menembakkan hampir 200 rudal balistik.
Dikutip dari ABC News, ledakan terdengar di Yerusalem dan lembah Sungai Yordan ketika warga Israel diminta mengevakuasi diri ke tempat perlindungan.
Israel mengklaim sebagian besar rudal bisa ditangkis dengan Iron Dome dan sistem pertahanan lainnya.
Tidak ada laporan korban luka di Israel. Meski demikian, ada satu orang yang tewas di Tepi Barat karena terkena pecahan rudal.
Di sisi lain, Iran mengatakan 90 persen rudal yang ditembakkannya berhasil mencapai sasaran.
Behnam Ben Taleblu, seorang pakar di Yayasan Pertahanan dan Demokrasi (FDD) menyebut serangan Iran itu merupakan serangan yang bersejarah dan memecahkan rekor.
“Teheran berusaha mencari cara untuk memperbaiki kemampuan penangkisannya yang hancur, dan melakukannya dengan cara fantastis yang melibatkan serangan rudal balistik terbesar terhadap negara lain dalam sejarah,” kata Taleblu.
Rudal balistik awalnya ditenagai oleh roket, kemudian rudal itu mengikuti lintasan ke arah target.
Direktur Analisis Strategis Australia, Michael Shoebridge, mengatakan rudal balistik ditembakkan seperti peluru ditembakkan dari senjata api.
Ketika rudal mencapai kecepatan tertingginya, rudal itu menjadi balistik. Rudal itu menuju ketinggian sebelum meluncur turun dengan tajam.
“Rudal itu bergerak melalui lintasan seperti parabola,” kata Shoebridge.
Pada bulan April lalu Iran juga melancarkan serangan besar dengan ratusan rudal balistik, rudal
Ada banyak rudal yang dilaporkan ditangkis oleh koalisi yang dipimpin oleh Amerika Serikat (AS).
Iran kerahkan rudal Fattah
Pasukan Garda Revolusioner Islam Iran (IRGC) mengatakan pihaknya juga menggunakan rudal hipersonik Fattah untuk pertama kalinya dalam serangan pada Selasa malam itu.
Rudal Fattah pertama kali dipamerkan Iran pada bulan Juli 2023. Fattah diklaim sebagai rudal hipersonik dan mampu mencapai kecepatan 13 hingga 15 Mach.
Senjata hipersonik adalah senjata yang bisa meluncur dengan kecepatan minimal 5 Mach atau lima kali kecepatan suara.
Fattah punya jangkauan jelajah hingga 1.400 km. Rudal itu punya kemampuan manuver dan “siluman” sehingga bisa menembus sistem radar.
Pangkalan jet F-35 Israel rusak parah
Seorang pejabat keamanan Israel mengklaim Israel dan AS berhasil menangkis banyak rudal Iran. Meski demikian, beberapa rudal menghantam bangunan secara langsung.
Video yang diunggah oleh militer Israel memperlihatkan sebuah sekolah di Kota Gadera rusak parah karena rudal Iran.
Sementara itu, foto yang diambil dari satelit menunjukkan Pangkalan Udara Nevatim rusak. Pangkalan itu adalah salah satu pangkalan terpenting Israel dan berisi jet tempur F-35 buatan AS.
Hanggar pesawat tampak rusak. Terdapat lubang besar pada atapnya. Puing-puing berserakan di area itu.
Pangkalan Nevatim memiliki empat landasan pacu dan terletak di Gurun Negev. Luas areanya mencapai sekitar 50 km.
Di sana ada tiga skuadron F-35, pesawat transport C-130, pesawat tanker Boeing 707, dan pesawat pengintai.
Setidaknya ada tujuh video berbeda yang memperlihatkan hantaman 20 hingga 30 rudal balistik Iran.
Beberapa sumber mengatakan rudal itu menyebabkan kerusakan parah di pangkalan. Bahkan, 20 jet tempur diklaim hancur.
Militer Israel mengakui bahwa sebagian pangkalan udaranya dihantam rudal Iran. Menurut Israel, bangunan kantor dan area perawatan di pangkalan telah rusak.
Namun, Israel mengklaim tidak ada jet tempur, pesawat nirawak, pesawat lain, amunisi, dan infrastruktur lain yang rusak.
Kekuatan militer Iran-Israel
Perbandingan kekuatan militer Israel vs Iran
Menurut laman Global Firepower, Iran berada di peringkat ke-14 dunia, sedangkan Israel peringkat ke-17.
Berikut perbandingan kekuatan kedua negara
Israel: 12
- Pesawat latih
Israel: 23
- Pesawat pengisian bahan bakar
Iran: 7
Israel: 14
- Helikopter
Iran: 129
Israel: 146
- Helikopter serang
Iran: 13
Israel: 48
Iran: 102
Israel: 155
- Pesawat misi khusus
ANGKATAN DARAT
- Jumlah tank
Iran: 1.996
Israel: 1.370
- Kendaraan lapis baja
Iran: 65.765
Israel: 43.407
- Artileri swagerak
Iran: 580
Israel: 650
- Artileri tarik
Iran: 2.050
Israel: 300
- Mobile rocket projectors
Iran: 775
Israel: 150
ANGKATAN LAUT
- Jumlah kapal
Iran: 101
Israel: 67
- Kapal induk
Iran: 0
Israel: 0
Kapal pengangkut helikopter
Iran: 0
Israel: 0
- Kapal selam
Iran: 19
Israel: 5
- Kapal perusak
Iran: 0
Israel: 0
- Fregat
Iran: 7
Israel: 0
- Korvet
Iran: 3
Israel: 7
- Kapal patroli
Iran: 21
Irak: 45
- Kapal penyapu ranjau
Iran: 1
Israel: 0