JAKARTA--Jajaran pengurus Persatuan Wartawan Indonesia Bangka Selatan berkunjung ke PWI Provinsi DKI Jakarta, Senin (21/20/2024). Kunjungan dimaksudkan untuk lebih mendalami dinamika organisasi, memahami berbagai program kegiatan, untuk kemungkinan dapat diterapkan di daerah mereka.
Ketua PWI Provinsi DKI Jakarta (PWI Jaya), Kesit Budi Handoyo, menyambut baik sekaligus mengapresiasi 'kunjungan kerja' PWI Basel ini.
"Terima kasih atas kunjungannya. Tentunya ini sangat membanggakan," demikian antara lain dikemukakan Kesit B Handoyo dalam sambutannya.
Didampingi sejumlah pengurus terasnya, antara lain Sekretaris Umum Arman Suparman dan Sekretaris Dewan Kehormatan Provinsi (DKP) Irdawati, Kesit B Handoyo menjelaskan tentang kinerja kepengurusan PWI Jaya periode 2024-2029 yang dipimpinnya.
Kesit B Handoyo juga menyampaikan program-program PWI Jaya. Baik program tetap tahunan maupun program insidentil. Di antara program tetap tahunan adalah gelaran Anugerah Jurnalistik Mohamad Hoesni Thamrin atau MHT Award.
Dijelaskan oleh pengamat olahraga dan komentator sepak bola itu, MHT Award adalah program tetap tahunan dari kolaborasi PWI Jaya dengan Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik (Diskominfotik) Pemprov DKI Jakarta.
"MHT Award adalah karya tulis terkait dinamika pembangunan di DKI Jakarta, dengan tujuh kategori lomba. Setiap tahunnya kami menjaring keseluruhan materi sejak 1 Juni tahun berjalan hingga 31 Mei tahun berikutnya," jelas Kesit B Handoyo.
Untuk MHT Award ini Diskominfotik Pemprov DKI Jakarta menyediakan hadiah untuk tujuh pemenang utama dan honor para juri. PWI Jaya menanggung hadiah untuk 14 nominee, yakni masing-masing dua pada setiap kategorinya.
Pada kesempatan ini Kesit B Handoyo juga menjelaskan jika PWI Jaya bagaimanapun adalah salah satu barometer dari organisasi wartawan tertua dan terbesar di tanah air ini. Oleh karena itu, dalam permasalahan organisasi yang belum terselesaikan, PWI Jaya harus menjadi sentra kegiatan.
"PWI Jaya dan PWI Basel ini satu frekuensi," katanya.
PWI Kabupaten Bangka Selatan menjadi bagian dari PWI Provinsi Bangka Belitung (Babel), sebagaimana enam PWI lainnya. Yakni, PWI Bangka, PWI Bangka Barat, PWI Bangka Tengah, PWI Belitung, PWI Belitung Timur, dan PWI Kotamadya Pangkal Pinang.
"PWI Basel ini baru terbentuk tahun 2017 silam, dan akhir 2024 mendatang kami akan menggelar Konferensi PWI Kabupaten (Konferkab) untuk memilih kepengurusan berikutnya," papar Nopandra Putra, sekretaris PWI Basel, yang memimpin 'delegasi' PWI Basel ini. Ketua PWI Basel, Dedy Irawan, berhalangan.
Dalam kunjungannya ke Markas, sebutan manis untuk Sekretariat PWI Jaya di lantai 9 Gedung Prasada Sasana Karya, Jalan Suryopranoto 8, Jakpus, ini, Nopandra Putra didampingi tujuh pengurus PWi Basel lainnya. Mereka, Ilham F.K, Dika, Riki Saputra, Angga Fitriansah, Leo Martin, Tomi, dan Neneng Azizah, satu-satunya perempuan.
"Hingga beberapa tahun silam jumlah anggota PWI di Basel ada 40 orang, tetapi sekarang tinggal 22, di mana 16 di antaranya adalah pengurus," tutur Nopandra, yang menjadi salah satu kandidat pada Konferkab PWI Basel akhir 2024 nanti.
Nopandra Putra mengakui jika kunjungan ke PWI Jaya ini sangat bermanfaat. Dia menegaskan untuk berupaya mengadopsi program kegiatan yang menjadi andalan PWI Jaya, seperti MHT Award itu.
JAKARTA--Jajaran pengurus Persatuan Wartawan Indonesia Bangka Selatan berkunjung ke PWI Provinsi DKI Jakarta, Senin (21/20/2024). Kunjungan dimaksudkan untuk lebih mendalami dinamika organisasi, memahami berbagai program kegiatan, untuk kemungkinan dapat diterapkan di daerah mereka.
Ketua PWI Provinsi DKI Jakarta (PWI Jaya), Kesit Budi Handoyo, menyambut baik sekaligus mengapresiasi 'kunjungan kerja' PWI Basel ini.
"Terima kasih atas kunjungannya. Tentunya ini sangat membanggakan," demikian antara lain dikemukakan Kesit B Handoyo dalam sambutannya.
Didampingi sejumlah pengurus terasnya, antara lain Sekretaris Umum Arman Suparman dan Sekretaris Dewan Kehormatan Provinsi (DKP) Irdawati, Kesit B Handoyo menjelaskan tentang kinerja kepengurusan PWI Jaya periode 2024-2029 yang dipimpinnya.
Kesit B Handoyo juga menyampaikan program-program PWI Jaya. Baik program tetap tahunan maupun program insidentil. Di antara program tetap tahunan adalah gelaran Anugerah Jurnalistik Mohamad Hoesni Thamrin atau MHT Award.
Dijelaskan oleh pengamat olahraga dan komentator sepak bola itu, MHT Award adalah program tetap tahunan dari kolaborasi PWI Jaya dengan Dinas Komunikasi, Informasi dan Statistik (Diskominfotik) Pemprov DKI Jakarta.
"MHT Award adalah karya tulis terkait dinamika pembangunan di DKI Jakarta, dengan tujuh kategori lomba. Setiap tahunnya kami menjaring keseluruhan materi sejak 1 Juni tahun berjalan hingga 31 Mei tahun berikutnya," jelas Kesit B Handoyo.
Untuk MHT Award ini Diskominfotik Pemprov DKI Jakarta menyediakan hadiah untuk tujuh pemenang utama dan honor para juri. PWI Jaya menanggung hadiah untuk 14 nominee, yakni masing-masing dua pada setiap kategorinya.
Pada kesempatan ini Kesit B Handoyo juga menjelaskan jika PWI Jaya bagaimanapun adalah salah satu barometer dari organisasi wartawan tertua dan terbesar di tanah air ini. Oleh karena itu, dalam permasalahan organisasi yang belum terselesaikan, PWI Jaya harus menjadi sentra kegiatan.
"PWI Jaya dan PWI Basel ini satu frekuensi," katanya.
PWI Kabupaten Bangka Selatan menjadi bagian dari PWI Provinsi Bangka Belitung (Babel), sebagaimana enam PWI lainnya. Yakni, PWI Bangka, PWI Bangka Barat, PWI Bangka Tengah, PWI Belitung, PWI Belitung Timur, dan PWI Kotamadya Pangkal Pinang.
"PWI Basel ini baru terbentuk tahun 2017 silam, dan akhir 2024 mendatang kami akan menggelar Konferensi PWI Kabupaten (Konferkab) untuk memilih kepengurusan berikutnya," papar Nopandra Putra, sekretaris PWI Basel, yang memimpin 'delegasi' PWI Basel ini. Ketua PWI Basel, Dedy Irawan, berhalangan.
Dalam kunjungannya ke Markas, sebutan manis untuk Sekretariat PWI Jaya di lantai 9 Gedung Prasada Sasana Karya, Jalan Suryopranoto 8, Jakpus, ini, Nopandra Putra didampingi tujuh pengurus PWi Basel lainnya. Mereka, Ilham F.K, Dika, Riki Saputra, Angga Fitriansah, Leo Martin, Tomi, dan Neneng Azizah, satu-satunya perempuan.
"Hingga beberapa tahun silam jumlah anggota PWI di Basel ada 40 orang, tetapi sekarang tinggal 22, di mana 16 di antaranya adalah pengurus," tutur Nopandra, yang menjadi salah satu kandidat pada Konferkab PWI Basel akhir 2024 nanti.
Nopandra Putra mengakui jika kunjungan ke PWI Jaya ini sangat bermanfaat. Dia menegaskan untuk berupaya mengadopsi program kegiatan yang menjadi andalan PWI Jaya, seperti MHT Award itu.0