Wakil Kepala Staf Angkatan Darat (Wakil KSAD) Letjen TNI Tandyo Budi meminta pembinaan karakter Taruna Akademi Militer (Akmil) jangan menggunakan kekerasan fisik tapi harus berlandaskan prinsip saling asah, asih, dan asuh.
Hal tersebut disampaikan Tandyo saat memberikan pengarahan kepada Perwira Organik dan Pengasuh Resimen Taruna Akmil di Tribun Lapangan Sapta Marga, Akmil, Magelang, Selasa (10/12).
"Pembentukan karakter harus dilakukan dengan penuh ketulusan. Hindari kekerasan fisik, karena hal itu tidak mencerminkan pembinaan yang baik. Pengawasan yang ketat juga diperlukan agar pelanggaran kecil tidak berkembang menjadi masalah besar,” kata Tanyo dalam keterangannya dikutip dari Dispenad, Rabu, (11/12).
Lebih lanjut ia menyampaikan keprihatinan terhadap berbagai isu strategis yang dapat menghambat pembentukan karakter Taruna, seperti penyalahgunaan narkoba, minuman keras, perilaku asusila, judi online, hingga masalah LGBT.
“Tugas organik Akmil sangat mulia dalam mencetak prajurit berkualitas demi tegaknya NKRI,” katanya.
Selain itu, Tandyo mengingatkan pentingnya menjaga batasan penggunaan fasilitas rumah dinas dan profesionalitas dalam bertugas. Ia juga menekankan agar para pejabat tinggi Akmil terus memantau bawahan secara langsung untuk memastikan transparansi dan efektivitas kerja.
“Sikap profesionalitas harus selalu dijaga, termasuk menghindari konflik kepentingan yang dapat timbul akibat hubungan emosional dengan pihak luar, seperti orang tua Taruna,” tutupnya.