Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Muhammad Ali menyampaikan kepada para personel Satgas MTF TNI Konga XXVIII-P untuk selalu siap menghadapi dinamika ancaman di tengah eskalasi wilayah Timur Tengah.
Ali mengungkapkan, pihaknya menerima laporan dari Satgas MTF TNI Konga XXVIII-O UNIFIL mengenai situasi eskalasi di Lebanon yang saat ini berada di level medium darurat.
“Kalau saya menerima laporan per hari dari kontingen PBB yang sebelumnya ini, sekarang masih berada di level 2. Kalau level 3 itu sudah yang paling darurat,” ungkap Ali kepada awak media di Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (19/12).
Meskipun situasi ancaman dari eskalasi berada di level 2 atau medium darurat, Ali mengatakan para Satgas MTF TNI di Lebanon sudah harus melakukan antisipasi agar selalu siap menghadapi perubahan konflik yang dapat terjadi sangat cepat.
“(Meskipun) level 2, kita harus antisipasi. Kita harus siap menghadapi dinamika yang cukup tinggi. Situasi di sana bisa saja meningkat dalam waktu yang cepat,” lanjutnya.
Oleh karena itu, para personel Satgas MTF TNI Konga XXVIII-O UNIFIL beserta unsur KRI Sultan Iskandar Muda-367 harus melaksanakan latihan siaga selama berlayar menuju daerah misi hingga nantinya saat sudah bertugas di Lebanon.
“Untuk itu, mereka para anak buah kapal (ABK) ini harus sudah mampu menghadapi ancaman-ancaman yang sifatnya mendadak itu dilatihkan terus ya,” kata Ali.
Dia menjelaskan, sebelum ditugaskan ke daerah misi perdamaian, para prajurit satgas dibekali sejumlah latihan khusus untuk menghadapi potensi ancaman, baik saat berlayar maupun tiba dan bertugas di Lebanon.
“Jadi, memang sebelumnya pasti kita laksanakan pelatihan-pelatihan khusus (seperti) latihan pratugas,” jelasnya.
Menurut Ali, para personel satgas dituntut mampu menghadapi semua ancaman saat mengikuti latihan pratugas yang berlangsung selama sebulan, pada Oktober-November 2024 lalu.
“Dalam latihan pratugas, (personel) dituntut mampu dalam menghadapi semua ancaman, baik dari udara, permukaan dan bawah (laut), ini yang kita harus siapkan,” kata Ali.
Adapun selama latihan pratugas, ratusan personel satgas mengikuti dua tahap, yaitu fase pangkalan (harbour phase) yang fokus pada simulasi prosedur operasional di pangkalan, seperti helo operation, CEO inspection, roadblock and navigation, damage control, VIP Visit, medical handling, conduct and discipline teams, media handling, medal parade, dan transfer of authority.
Sementara fase laut (sea phase), saat itu para personel satgas latihan di Alur Perairan Barat Surabaya (APBS) dan Laut Jawa bersama KRI Sultan Hasanudin-366 untuk menguji secara langsung semua skenario operasional di medan laut.
Sebelumnya, Satgas MTF TNI Konga XXVIII-P UNIFIL dilepas oleh Inspektur Jenderal (Irjen) Letjen Muhammad Saleh Mustafa, di Mabes TNI, Cilangkap, pada pagi ini.
Satgas yang dipimpin oleh Letkol Laut (P) Anugerah Annarullah akan melaksanakan misi perdamaian dunia selama setahun ke depan, menggantikan KRI Diponegoro-365 yang tergabung dalam Satgas MTF TNI Konga XXVIII-O.
KRI Sultan Iskandar Muda-367 membawa 120 prajurit TNI AL, meliputi 105 awak kapal (ABK) dan membawa 15 personel pendukung yang terdiri dari pilot, teknisi mesin dan kru pesawat serta perwira kesehatan, intelijen, psikologi, penerangan hingga melibatkan personel dari Komando Pasukan Katak (Kopaska) dan penyelam.
sumber: IDM