Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya akan menambah jumlah personel pengamanan saat pelantikan presiden dan wakil presiden terpilih pada 20 Oktober 2019.
Dirlantas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusuf mengatakan, alasan penambahan jumlah personel itu untuk mengantisipasi aksi terorisme seperti peristiwa penusukan Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto.
"Kita perketat (pengamanan), mungkin yang dulunya sekian anggota, nanti ditambah dua kali lipat. Yang dulu biasanya 1.500 (personel lantas), sekarang (saat pelantikan) sebanyak 3.000-an anggota dikerahkan," kata Yusuf di Polda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Minggu (13/10/2019).
Selain itu, Yusuf menambahkan, polisi juga menyiapkan rekayasa dan penutupan lalu lintas di sekitar lokasi pelantikan. Kendati demikian, Yusuf tak menjelaskan secara detail informasi rekayasa lalu lintas tersebut.
"Nanti mungkin ada penutupan (ruas jalan)," ujar Yusuf.
Sementara itu, sebanyak 27.000 personel gabungan TNI, Polri, dan pemerintah disiagakan untuk mengamankan pelantikan presiden dan wakil presiden periode 2019-2024 di Jakarta. Pengamanan tersebut masih merupakan bagian dari Operasi Mantap Brata.
Operasi Mantap Brata merupakan operasi pengamanan rangkaian Pemilu 2019, yang akan berakhir pada 21 Oktober 2019. Seluruh polisi di Indonesia bersiaga dalam rangka pelantikan tersebut. Namun, sentral pengamanan berada di Jakarta.
"Secara keseluruhan, untuk pengamanan pelantikan presiden dan wakil presiden, seluruh jajaran kepolisian melakukan pengamanan, tapi yang menjadi sentral pengamanan berada di Jakarta," kata Kepala Bagian Penerangan Umum Divisi Humas Polri Kombes (Pol) Asep Adi Saputra di Gedung Humas Mabes Polri, Jakarta Selatan, Senin (7/10/2019).0 kom