Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyampaikan peluang dibukanya keran ekspor benih lobster yang selama ini dilarang melalui kebijakan menteri sebelumnya, Susi Pudjiastuti.
Hal itu dia sampaikan dalam Rapat Koordinasi Nasional Kementerian Kelautan dan Perikanan (Rakornas KKP) Tahun 2019 di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat.
Wacana itu dia kemukakan lantaran masih banyak benih lobster di Vietnam yang dari datang dari Indonesia. Menurut hasil pengamatannya 80% benih lobster di Vietnam berasal dari Indonesia yang masuk melalui Singapura.
"Kita kirim tim ke Vietnam. Begitu dicek di sana, dari total kebutuhan baby lobster mereka, 80% datang dari Indonesia. Celakanya 80% tidak langsung dari Indonesia, lewat Singapura," kata dia Rabu (4/12/2019).
Padahal, lanjut Edhy, benih lobster bisa menjadi komoditas yang menguntungkan bila diatur dan dikelola dengan tepat.
"Padahal rute perjalanannya dari nelayan dibeli Rp 3-5 ribu. Nanti nggak tahu dijual berapa ke sini, sampai ke sana harganya ternyata ada dua jenis mutiara sama pasir, paling mahal itu Rp 139 ribu satu benih. Gila, satu benih baby itu Rp 139 ribu? 'Iya pak susah barangnya sekarang. Biasanya hanya Rp 50-70 ribuan," jelasnya.
"Coba kalau kita benar-benar manage ini dengan baik, kita petakan wilayah lobster yang diambil ini, baru kita atur rapi-rapi, kita bikin aturan siapa yang ngumpulnya, kita tunjuk yang ngumpul (benih lobster), kita tunjuk pengusaha di sana yang penerima. Langsung dagangnya dari Indonesia ke Vietnam," sambungnya.
Edhy menekankan, tidak semua benih lobster diekspor. Sebagian akan dibudidaya di dalam negeri hingga besar. Terkait ekspor itu juga akan ada penerimaan pajak yang masuk ke kas negara.
"Baru kita hitung berapa pajak yang harus mereka bayar, berapa persen kita akan kirim beri kuota ke sana. Sisanya kita ekspor, sebagian lagi kita budidaya, kita gemukan di Indonesia," tambahnya. 0 dt