Korankota.com Jamaludin mengaku dirasuki setan sehingga tega mengakhiri nyawa putranya, Muhammad Alif (5) di rumahnya, Kampung Bulu-bulu, Kelurahan Kapasa, Kecamatan Tamalanrea, timur Makassar, Kamis (5/5) .
Udin, sang ayah membunuh anaknya tersebut dengan menghantamkan balok plafon seukuran 1 m, sebelum memukul tengkuk belakang dan kepala anaknya nya dengan tabung gas 3 kg sehingga tengkorak kepalanya pecah..
"Lillahitaala, barusan saya lakukan ini. Saya tak sadar Pak, saya dirasuki setan, saya memang salah Pak Polisi," kata Udin dengan wajah tertunduk, saat diperiksa penyidik Reskrim Polsekta Tamalanrea, di Jl Bumi Tamalanrea Raya, siang kemarin.
Kisah tragis itu terjadi sekitar pukul 06.30 Wita pagi, saat putra sulungnya masih terlelap tidur.
Sejak berpisah dengan istrinya, Salmawati (24), tahun 2010 lalu, Udin memang selalu menjadi teman tidur putranya.
Kadang, jika Udin keluar rumah atau saat dirawat di RSJ Labuang Baji, almarhum Ali, tidur bersama tantenya, Mardiana (41)
Sementara itu, Komisi Nasional Perlindungan Anak menemui Jamaluddin di Markas Kepolisian Sektor Tamalanrea, Makassar, Sulawesi Selatan, Jumat (6/5).
"Jadi saya langsung berbincang sama pelakunya, dan ternyata ada beberapa penjelasannya itu berubah-ubah. Inilah yang harus didalami oleh polisi," ujar Ketua Komnas Perlindungan Anak Arist Merdeka Sirait.
Didampingi Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Kepolisian Daerah Sulawesi Selatan dan Barat Kombes Frans Barung Mangera dan Kapolsek Tamalanrea Kompol Dewa Agung Roy, Arist mengemukakan sengaja datang ke Makassar untuk mendengarkan langsung kesaksian pelaku.
"Saya ke Makassar untuk bertemu langsung dengan pelaku dan mau mendalami apakah perbuatan itu dilakukan secara sadar atau tidak? Ternyata, pelaku memang memiliki riwayat kelainan jiwa, dan inilah yang harus didalami polisi," katanya.
Jamaluddin, kata Arist, siap menerima semua konsekwensi hukum yang akan diberikan kepadanya, termasuk kalau nanti pengadilan negeri akan memberikan hukuman mati.
"Saya siap menerima hukuman apapun pak," katanya.
Di lain pihak Rahmatiah (37) kakak Jamaluddin mengatakan, Jamaluddin kerap belajar ilmu hitam dengan bertapa di Bukit Bulu-bulu yang tidak jauh dari kediaman pelaku. Saat melakukan pertapaan, Jamaluddin selalu mengikuti sertakan Muhammad Alif ke atas bukit.
“Suka belajar ilmu-ilmu hitam. Biasa itu malam Kamis sama malam Jumat pergi bertapa di Bukit Bulu-bulu sampai pagi. Dia bawa Alif,” kata Rahmatiah di Kampung Bulu-bulu.Oant/jay