Rekomendasi Ketua Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Provinsi DKI Jakarta, Mundardjito, untuk sirkuit Formula E di Lapangan Monas sempat menimbulkan polemik. Masalahnya, Mundardjito sendiri membantah telah merekomendasikan hal itu. Profesor arkeologi ini tidak setuju bila formula E digelar di Monas.
"Medan Merdeka sebagai cagar budaya jangan terganggu," kata Mundardjito kepada wartawan, Sabtu (15/2/2020).
Ada alasan yang mendasari sikap Mundardjito. Kawasan Medan Merdeka termasuk lapangan Monas dulunya adalah Lapangan Ikada. Peristiwa bersejarah tahun 1945 itu selalu diperingati tiap 19 September.
"Nilai penting Medan Merdeka karena 19 September 1945, Bung Karnopulang dari Yogyakarta dan rapat raksasa di Medan Merdeka," kata dia.
Agar Medan Merdeka sebagai cagar budaya tidak terganggu, Mundardjito menyarankan agar sirkuit Formula E dipindah ke lokasi lain. Senayan disebutnya, lokasi itu juga sama-sama bersejarah.
"Kalo di Senayan kan untuk olahraga, sama-sama cagar budaya yang hebat pada zaman Bung Karno," ujar Mundardjito.
Lapangan Medan Merdeka adalah kawasan penyangga Monas. Rekomendasi Mundardjito untuk penyelenggaraan Formula E di kawasan Monas semula ada dalam surat balasan yang dikirim Gubernur Jakarta Anies Baswedan ke Sekretariat Negara. Belakangan, Sekretaris Daerah DKI Saefullah menyatakan ada kesalahan ketik. Tulisan TACB seharusnya tertulis Tim Sidang Pemugaran (TSP).
"Aneh, Gubernur saat tanda tangan kok nggak memeriksa? Kalau salah ketik, aneh. Saat ngetik TACB, huruf B ada di bawah. Jika ngetik TSP, yang tiga huruf, huruf P ada di atas," kata Mundardjito sambil menganalisa jarak huruf-huruf di keyboard komputer.