Persaudaraan Alumni (PA) 212 mengaku berpikir 1.000 kali untuk mendukung Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto maju di Pilpres 2024. Alasan berpikir 1.000 kali itu adalah PA 212 memiliki banyak catatan untuk Prabowo.
"Banyak catatan dalam kami dan kami butuh orang yang istiqomah, faktor usia pun harus dipertimbangkan," kata Ketua Umum PA 212 Slamet Ma'arif kepada wartawan, Senin (10/8/2020).
Ketika ditanyakan mengapa seribu kali berpikir sebelum mendukung Prabowo di 2024, Slamet menyinggung soal pergelaran Pilpres 2019. Catatan itu termasuk bergabungnya Prabowo ke pemerintah Presiden Jokowi.
"Termasuk gabung dengan pemerintah Jokowi," ucap Slamet.
Sebelumnya, PA 212 menganggap Prabowo Subianto sudah selesai jika dicalonkan pada Pilpres 2024. Partai Gerindra memberi respons soal hal tersebut.
"Kita nggak pikirin omongan orang, kami fokus bagaimana Gerindra bisa maksimal kerja untuk rakyat," kata politikus Habibburokhman kepada wartawan, Minggu (9/8).
Namun Habiburokhman mengatakan Gerindra tidak merasa sakit hati atas pernyataan dari PA 212. Habiburokhman mengatakan PA 212 adalah sahabat Gerindra.
"Nggak, nggak hurt feeling, mereka sahabat kami. Pilpres 2024 masih lama, kami nggak bisa membahasnya sekarang," kata dia.
Sementara itu, Waketum Gerindra Sufmi Dasco Ahamd menganggap pernyataan Slamet Ma'arif hanya sebuah pendapat. Dia menyebutkan, jika Slamet Ma'arif ingin mengajukan calon lain, ia dipersilakan membuat partai sendiri.
"Pendapat itu boleh-boleh saja, tetapi kita Gerindra punya mekanisme sendiri dan mekanisme itu diatur sesuai dengan anggaran dasar dan anggaran rumah tangga partai Gerindra. Ya kalau Pak Slamet Ma'arif mengatakan Pak Prabowo sudah selesai mungkin berbeda pendapat dengan kader Partai Gerindra. Kami juga menghargai apabila kemudian Pak Slamet Ma'arif berpikir untuk membuat partai sendiri," ujar Dasco saat dihubungi terpisah.