Yuliana tak pernah mengira putra sulungnya, Adam Nooryan ikut menjadi salah satu korban meninggal dalam kerusuhan di Jatibaru, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Rabu (22/5) lalu.
Pasalnya, sebelum dilarikan ke rumah sakit karena tertembak, Adam sempat berbalas pesan dengan keluarga.
Dini hari itu, tepatnya sekitar pukul 04.15 WIB, Yuliana sempat meminta Adam untuk pulang dan santap sahur via pesan singkat telepon seluler (ponsel).
"Setelah itu jam setengah lima temannya ngabarin, 'Bu, ini Adam masuk Rumah Sakit Tarakan'," kata Yuliana saat ditemui di kediamannya di Jalan Sawah Lio II Gang 3 no 6A, RT 6/ RW 1 Kelurahan Jembatan Lima, Tambora, Jakarta Barat, Jumat (24/5) siang.
Mendengar kabar mengejutkan tersebut, Yuliana mengaku langsung mengajak suaminya bertolak ke RSUD Tarakan. Keduanya sempat melihat Adam ditangani oleh dokter dan perawat.
"Pakai bantuan alat pernapasan dan selang kesehatan yang nempel ke dadanya. Tapi, sudah tidak ada (meninggal)," ucap Nur Warsito, ayah Adam, menyambung cerita sang istri.
Menurut Warsito, tak ada gelagat Adam bakal ikut-ikutan aksi unjuk rasa 22 Mei. Apalagi, ia sempat bercengkerama dengan Adam, Selasa (21/5) petang hingga menjelang malam. Ketika itu, Adam pun tidur di rumah.
Namun, kira-kira tengah malam, Warsito mengatakan, Adam diajak temannya berboncengan menggunakan sepeda motor untuk 'mengecek' lokasi unjuk rasa dan kericuhan. "Katanya mau lihat situasi di jalanan kayak apa," ujar dia.
Adam sebenarnya tak lama di lokasi kerusuhan. Usai menerima pesan singkat dari sang ibu, Adam sudah bermaksud pulang. Namun, menurut Warsito, ia terhalang aksi saling serang antara para perusuh dan aparat kepolisian. 0 mc