Image description
Image captions
Image description
Image captions
Image description
Image captions

Kapolri Jenderal Polisi Listyo Sigit Prabowo, bersama Panglima TNI, Marsekal Hadi Tjahjanto meninjau langsung pelaksanaan Posko Terpadu, Pemberlakuan Pengetatan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berbasis mikro, di Kalurahan Maguwoharjo, Depok, Sleman Jumat (19/2/2021). 

Di Kalurahan, kedatangan Kapolri dan Panglima TNI disambut Lurah Maguwoharjo, Imindi Kasmiyanto, Plh Bupati sekaligus Sekda Sleman, Harda Kiswaya, dan Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Joko Hastaryo.

Mereka, kemudian langsung melakukan peninjauan mendatangi satu persatu ruang posko, setelah sebelumnya dilakukan pemaparan di Pendopo Kalurahan. 

 

Hasil peninjauan tersebut, Panglima TNI menilai, posko terpadu yang terdiri dari Bhabinsa, Bhabinkamtibmas, Linmas, tokoh masyarakat, dan Dinas Kesehatan itu, terkait dengan sistem 3 T (tracing, testing dan treatment) sudah berjalan dengan lancar dan baik.

 

Mulai dari tracing, kemudian didapat kontak erat dilakukan testing.

Apabila positif maka dilakukan isolasi, baik Isolasi terpadu di dalam shelter maupun isolasi mandiri. 

Perihal dukungan logistik, untuk membantu pasien Isolasi, dinilai juga sudah berjalan dengan lancar. 

"Saat ini, di Maguwoharjo, dari 206 RT yang masuk zona kuning ada 15 RT. Tidak ada zona merah," ungkap Hadi.

Pihaknya mengaku optimis, semua RT nantinya akan masuk zona hijau apabila semua pihak melaksanakan tugas secara bersama-sama.

Sehingga program untuk pelacakan dan pembatasan sosial yang dilakukan sesuai dengan PPKM berbasis mikro, di Maguwoharjo dapat berjalan sesuai yang diinginkan. 

Kapolri, Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo menambahkan, saat pertama datang di Bandara, Wakil Gubernur DIY diakuinya telah menjelaskan secara umum gambaran perkembangan hasil kegiatan PPKM berbasis Mikro di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Menurut dia, dengan melihat data yang ada, kebijakan pengetatan kegiatan masyarakat berbasis mikro telah membuahkan hasil sangat signifikan. 

"Artinya perubahan zona merah yang tadi dilaporkan banyak terjadi penurunan. Menjadi warna kuning dan banyak bertambah warna hijau," ungkap dia. 

 

Sigit mengatakan, tingkat positivity rate di Yogyakarta cenderung mengalami penurunan.

Meskipun, kasus pasien meninggal dilaporkan cukup banyak, karena dominan disertai penyakit penyerta (Komorbid).

Tetapi secara umum, pihaknya menilai kebijakan PPKM Mikro di Yogyakarta sudah berjalan dengan baik. 

"Kita melaksanakan uji sampel di Kalurahan dan kita lihat, bahwa mulai dari aspek SDM, logistik, kelengkapan posko, saya lihat sudah lengkap. Dari laporan yang ada berubah signifikan di wilayah Maguwoharjo," ungkap Sigit.

Orang nomor satu di Korps Bhayangkara itu berharap, pelaksananaan kegiatan PPKM berbasis Mikro dapat terus dilanjutkan.

Diiringi dengan kesadaran bersama, apabila melihat ataupun merasakan ada gejala yang mungkin mengarah seperti gejala COVID-19, maka jangan segan untuk melapor agar segera bisa dilaksanakan tracing, siapa saja yang telah kontak erat sehingga pandemi COVID-19 dapat segera ditanggulangi. 

Diketahui, posko PPKM mikro di Kalurahan Maguwoharjo mengemban 4 fungsi pokok yaitu pencegahan, penanganan, pembinaan dan pendukung yang melibatkan berbagai instansi.

Data per-18 Februari 2021, jumlah pasien positif di Maguwoharjo ada sebanyak 458 orang.

Dari jumlah tersebut, 417 di antaranya telah sembuh.

 

Lalu, 28 orang masih dalam perawatan.

Sementara yang meninggal dunia sebanyak 13 orang. 

Kepala Dinas Kesehatan Sleman, Joko Hastaryo mengungkapkan, secara umum Kabupaten Sleman saat ini masih berstats zona orange atau risiko penularan sedang COVID-19.

Sejauh ini, masih ada satu Kapanewon (kecamatan) dengan resiko penularan tinggi atau zona merah yaitu Kalasan.

Adapun, jika mengacu zonasi tingkat Rukun Tetangga, menurutnya tidak ada zona merah. 

Jumlah RT di Sleman totalnya ada 7.456 RT. Dari jumlah tersebut, 608 RT masuk kategori zona kuning.

Sementara, sisanya masuk kategori zona hijau. 

"Tidak ada yang masuk zona merah," ungkap dia