Praktik judi online bukan barang baru di Indonesia. Sejak 2017, peminatnya meningkat tajam . Dalam tiga bulan pertama 2024, omzetnya tembus Rp100 triliun.
Ironisnya, Presiden Jokowi kenapa baru diberi informasi soal omzet judi online hingga Rp100 triliun. Bisa jadi karena korban judi online sebagian besar adalah rakyat kecil.
Diketahui Jokowi setelah mendapat laporan Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiad dalam rapat terbatas (ratas) yang dipimpin Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Rabu (22/5/2024).
Tiga bulan pertama, kata Budi, nilai transaksi judi online mencapai Rp100 triliun. “Per kuartal I/2024 itu hampir Rp100 triliun transaksinya, jadi memang meresahkan sekali aktivitas dari judi online ini,” kata Budi.
Budi mengatakan, Kepala Negara memberikan atensi khusus masalah judi online. Diinstruksikan agar judi online diberantas tuntas. Agar perputaran uangnya tidaklah sebesar itu.
Meski begitu, Budi mengaku tak ada ada target khusus dari Jokowi, berapa penurunan dari nilai transaksi judi online yang harus diturunkan satuan tugas (satgas).
“Belum tahu (persentasenya) tetapi harus signifikan, paling enggak dengan langkah-langkah lebih nyata ini kan harus komprehensif berantas judi online,” kata Budi.
Data Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) menyatakan adanya peningkatan pengguna judi online sejak 2017.
Sedangkan pada 2023, sebanyak 3,2 juta warga negara bermain judi online dengan persentase 80 persen bermain di bawah nilai Rp100 ribu.
Bahkan, berdasarkan pantauan PPATK pada 2023, terdapat 168 transaksi judi online dengan potensi perputaran uang Rp327 triliun.
Di sisi lain, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat ada 5.000 rekening yang sudah dibekukan karena adanya kegiatan yang anomali.