Prajurit Marinir TNI AL dan Amerika Serikat (AS) menjalani materi mobile udara (assault support) dalam rangkaian latihan bersama Rim of The Pacific (Rimpac) 2024 di Hawaii, Kamis (11/7).
Adapun assault support adalah suatu bentuk operasi dimana pasukan tempur berpindah taktis melalui udara dengan di muat oleh pesawat terbang dan helikopter.
“Sehingga prajurit dapat bergerak cepat, senyap, dan tepat dalam tugas infiltrasi ke daerah musuh dan menuju sasaran untuk dilibatkan dalam pertempuran darat,” ujar Komandan Unsur Tugas Marinir Mayor (Mar) Lukman Susanto, dikutip dari keterangan Dispen Kormar, Jumat (12/7).
Assault support, lanjut Lukman, juga menyediakan mobilitas operasional dan taktis serta dukungan logistik kepada satuan tugas laut, udara, dan darat.
Lukman menjelaskan, sebelum melaksanakan assault support di Marine Corps Air Station Kaneohe Bay, prajurit Marinir TNI AL mendapat pembekalan materi pelajaran dari instruktur Marinir Amerika Serikat, yakni Kapten Pickering dan Letnan Martin.
“Pembekalan materi meliputi prosedur keselamatan tata cara untuk naik dan turun dari helikopter serta pengamanan sektor yang tidak terjangkau oleh tembakan,” jelas Lukman.
Menurutnya, latihan ini memerlukan penyiapan yang matang dari fase pemuatan, pemindahan udara, pendaratan hingga penyelesaian sasaran agar dalam operasi terlaksana dengan lancar dan aman.
“Karena beberapa operasi yang dapat dilaksanakan dalam assault support, seperti penyergapan dan pengejaran, tentunya tidak dapat dijangkau oleh pasukan melewati darat,” ungkapnya.
“Maka dari itu laksanakan latihan dengan gembira dan penuh semangat, serta tetap utamakan faktor keselamatan (zero acident) baik personel maupun material,” imbuhnya.
Sebelumnya, pada pembukaan Rimpac 2024 di Pearl Harbour, Amerika Serikat, Kamis (27/6) lalu, Komandan Satgas Gabungan Laksamana Madya John Wade menjelaskan gambaran umum dan inti latihan operasi untuk para pasukan Marinir.
Dalam latihan yang dijadwalkan dari 27 Juni-2 Agustus, pasukan Marinir dari berbagai negara bakal menjalani serial latihan patroli tanpa perlindungan, pertempuran kota (military operation urban training), permintaan bantuan tembakan (call for fire) hingga taktik serangan udara (air assault tactics).
Kemudian, serial latihan small boat, menembak teknik sniper, cara bertahan hidup di hutan (jungle survival), materi nuklir, biologi, dan kimia (nubika), perawatan medis (combat casualty care), dan pengetahuan pesawat nirawak tempur (small unmanned aerial system).