Image description
Image captions

Momen keakraban Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok dan Anies Baswedan saat malam tahun baru 2025 di Balai Kota Jakarta membuktikan tidak ada lawan politik yang abadi.

"Secara komunikasi politik, persatuan Anies-Ahok yang pernah menjadi rival pilkada sebenarnya hal yang biasa, sebab logika dasar perilaku politik tidak ada kawan sejati dan tidak ada musuh abadi, yang ada hanya kepentingan," kata Direktur Eksekutif Sentral Politika, Subiran Paridamos, seperti dilansir Berita Politik RMOL, Sabtu, 4 Januari 2025.

Anies dan Ahok bertemu dalam acara yang juga dihadiri mantan gubernur Jakarta, seperti Sutiyono hingga Fauzi Bowo. Namun kedekatan Anies dan Ahok memang menyedot perhatian publik mengingat keduanya diasosiasikan pada basis pendukung yang berbeda.

Menurut Subiran, rekonsiliasi antara tokoh politik yang berseberangan bukan hanya terjadi kali ini saja. Tetapi, juga pernah terjadi antara presiden sebelum sekarang ini. 

"SBY pernah menjadi menteri atau anak buah Megawati, tetapi menjadi rival di Pilpres 2004. Megawati dan Prabowo pernah menjadi kawan di Pilpres 2009, tetapi menjadi lawan di Pilpres 2014 dan 2019. Begitupula dengan Jokowi dan Prabowo yang pernah menjadi rival di Pilpres 2014 dan 2019, tetapi menjadi kawan di Pilpres 2024," tuturnya.

Pun demikian dengan Anies dan Ahok. Meski keduanya menjadi lawan politik pada Pilkada 2017, kini keduanya justru berkawan pada Pilkada 2024 dengan sama-sama mendukung Pramono-Rano.

"Keduanya disatukan oleh lawan yang sama, yakni endorse Prabowo dan Jokowi," sambungnya.

Oleh karena itu, magister ilmu komunikasi politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) itu penasaran dengan kekuatan politik yang bisa dibentuk Anies dan Ahok