Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) meminta Pemerintah Provinsi DKI Jakarta lebih humanis dalam melakukan tes cepat dan usap deteksi Covid-19 terhadap pedagang di pasar.
Ketua Bidang Informasi dan Komunikasi IKAPPI, Reynaldi Sarijowan mengatakan, pihaknya menerima sejumlah aduan yang menyebut ada pemaksaan bagi pedagang untuk diperiksa.
"Kami mendapat laporan beberapa kasus laporan yang kami terima antara lain penjemputan paksa pedagang untuk melakukan rapid test dan swab," katanya, Rabu (8/7).
Dia mengungkapkan, sedianya para pedagang bersedia untuk melakukan tes dan usap tanpa ada paksaan. Hanya saja itu dilakukan di jam senggang bagi pedagang dan tidak dilakukan secara mendadak.
"Jika pedagang sedang ramai pembeli agak cukup sulit untuk dipaksakan rapid test dan swab," tuturnya.
Selain itu, Reynaldi juga mendorong pemanfaatan corporate social responsibility (CSR) untuk membantu proses pelaksanaan protokol kesehatan dengan baik. Misalnya saja menyediakan sabun cuci tangan dengan komposisi tepat, tanpa dicampur air.
"Sabun yang tercampur dengan air itu tidak efektif untuk digunakan pengunjung mencuci tangan dengan sabun. Maka sabun kita harapkan CSR-CSR bisa membantu atau semua pihak bisa bergoyong- royong untuk membantu pengadaan sabun untuk cuci tangan di pasar-pasar tradisional," ungkapnya.
Selanjutnya, IKAPPI berharap Pemprov DKI Jakarta melakukan kampanye secara masif bahwa pasar tradisional aman, pasar sehat. Upaya ini perlu didorong dan dilakukan secara bersama-sama dengan paguyuban-paguyuban atau kelompok pedagang di pasar tersebut.
"Kemudian keterlibatan personel TNI / POLRI untuk lebih wise, untuk lebih halus kami berharap tanpa menggunakan seragam agar bisa terlihat lebih tidak menakut-nakuti pedagang atau pengunjung," tutupnya.